“Perkawinan dini dan kawin tangkap”, itu terjadi didaerah ibu yaah? Adalah pertanyaan yang sering di terima oleh ibu Ratu Ngadu B. Wula, ST Bupati Sumba Barat Daya ketika berada di Jakarta. Hal ini disampaikan ketika tim Save The Children dan Stimulant Institute melakukan audiensi pada tanggal 10 Maret 2025 bertempat diruang kerja Bupati. Pertemuan ini sendiri merupakan bagian dari perkenalan lembaga dan program perlindungan anak (Child Protection) yang akan dikerjakan oleh Stimulant Institute mitra Save The Children. Mulai tahun 2025, Stimulant Institute selain bekerja di Sumba Barat, juga membuka kantor kerja baru di Sumba Barat Daya dan Kabupaten Pulau Morotai di Propinsi Maluku Utara. Dalam pertemuan ini Bupati yang ditemani Wakil Bupati Bapak Dominikus A. R. Kaka, SP sangat senang dengan kehadiran program ini, mengingat kasus kekerasan terhadap anak dan kawin tangkap yang masih sering terjadi didaerah ini. Selaku pimpinan wilayah beliau siap mendukung program Perlindungan Anak sebagai upaya menyelamatkan masa depan anak-anak Sumba, khususnya di Sumba Barat Daya.
Selain melakukan audiensi dengan Bupati dan Wakil Bupati, pada saat yang sama tim Stimulant Institute dan Save the Children berkesempatan menghadiri pertemuan kordinasi NGOs tingkat kabupaten di kantor Bapperida. Selain sebagai forum perkenalan antara lembaga, forum ini juga menjadi kesempatan bagi semua NGOs untuk melihat wilayah kerja dan isu yang dikerjakan. Pertemuan ini dihadiri oleh 14 NGOs Lokal dan Internasional: Sumba Foundation, Yasera, Save the Children, Desma Center, Yayasan Bakti, Unicef, SID, WVI, Solar Chapter Indonesia, CIS Timor, Yayasan Bitara, YPK Donders, YHS dan Stimulant Institute. Melalui pertemuan ini Kepala Bapperida berharap tidak terjadi tumpang tindih program antara NGOs yang berkerja di Sumba Barat Daya.