13 Februari 2025 /
1332 Viewers

Program KREASI di Morotai: Pemda, Save the Children dan Stimulant Institute Menginisiasi Penetapan

Motorai, 13 Februari 2025. “Pendidikan adalah napas hidup. Tanpa Pendidikan kita tidak bisa bergerak!. Kalimat penegasan disampaikan oleh Bapak F. Revi Dara staff ahli Bupati Morotai dalam sambutan membuka diskusi pemetaan rapor pendidikan Morotai (Aula Bupati, 13/2). Lebih lanjut disampaikan bahwa pengetahuan pedagogi menjadi dasar bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melakukan pembelajaran bagi peserta didik. Keterbatasan informasi pedagogi, berimbas terhadap hasil belajar peserta didik. Kehadiran KREASI dapat membantu pemda untuk menjawab kebutuhan guru. Kutipan ini bagian dari diskusi pemetaan raport pendidikan untuk intervensi program KREASI, di Kabupaten Kepulauan Morotai. Diskusi ini melibatkan OPD teknis; Bappeda Litbang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kemenag, Dinas Sosial, Dinas PMD dan BPMP. Plt kepala Bappeda Litbang Ibu Dra. Ida R.A Arsyad, M.Si menegaskan bahwa “KREASI mendorong banyak pihak bekerja sama guna meningkatkan kualitas pendidikan anak dan guru, termasuk  PAUD yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Desa saat ini”. Ditempat yang sama, perwakilan Muhammadiyah Bapak Arsun Padoma mengemukakan keresahan terhadap situasi ini. “Pendidikan Morotai didominasi oleh sekolah negeri. Jangkau sekolah swasta agar mereka bisa sama dengan sekolah negeri! Sekolah di pelosok butuh didampingi. Semua memiliki keahlian untuk menjadi terbaik. Bisa dicapai jika intens didampingi. Catatan lainnya adalah isu perlindungan anak. Saat ini kasus kekerasan marak terjadi di Morotai, dan wilayah Kota dengan kasus tertinggi”. Peserta diskusi sangat mengharapkan kehadiran program KREASI dapat mengatasi masalah pendidikan yang ada di daerah.

Mulai tahun 2025, Mitra Pelaksana Lokal (MPL) Save the Children, dalam hal ini Stimulant Institute akan menjalan program KREASI (Kolaborasi untuk Edukasi Anak Indonesia) di Morotai. Program ini bertujuan untuk peningkatan literasi, numerasi, dan karakter peserta didik pra sekolah dan sekolah dasar, yang akan menjangkau 20 SD/MI dan 8 PAUD/TK/RA dibawah koordinasi Kemendikdasmen dan Kemenag. Penetapan sekolah intervensi, akan dilegitimasi melalui SK Bupati untuk menjadi fokus intervensi. Adapun sekolah yang diintervensi akan tersebar di seluruh kecamatan dengan mempertimbangkan hasil capaian. Berikut jumlah sekolah intervensi dipilah berdasarkan kecamatan; Morotai Selatan 6 SD/MI, Morotai Selatan Barat 5 SD/MI, Morotai Utara 3 SD/MI, Morotai Timur 4 SD/MI, Morotai Jaya 2 SD/MI, dan Pulau Rao 2 SD/MI. Adapun aktor dan institusi yang akan terlibat dalam program ini: Dinas teknis, komunitas belajar, pemerhati bidang Pendidikan, akademisi, kelompok kerja perlindungan anak dan pemerintah desa, dalam sebuah ekosistem partnership penthahelix.