Perencanaan dan Penganggaran Desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata kelola pembangunan desa. Namun, bagaimana agar perencanaan dan penganggaran desa bisa menjadi sebuah sistem kerja yang efektif dan efisien dari aspek, admistrasi, proses dan implementasinya membutuhkan sebuah alat yang bisa mendukung hal tersebut. Untuk menjawab hal ini, pada tanggal 22 – 23 Agustus, telah dilaksanakan sebuah kegiatan refreshing fasilitator berjumlah 75 orang di hotel Elvin dan Pantai Cemara Laipori. Mereka merupakan fasilitator yang mendukung kelembagaan BUMDesa yang berasal dari 15 Desa dampingan program ENVISION (Enabling Civil Society for Inclusive Village Economic Development). Sebuah program didukung oleh Uni Eropa dan Wahana Visi Indonesia dengan mitra lokal Yayasan Injuwatu Sumba dengan tujuan mengkapasitasi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), termasuk kelompok perempuan dan pemuda, menciptakan ruang lingkup yang ideal bagi pemerintah di tingkat kabupaten maupun tingkat desa untuk mendukung percepatan kualitas layanan di 15 Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) di Kabupaten Sumba Timur. Meskipun program ENVISION telah berakhir per 10 Agustus 2023, namun masih menyediakan kesempatan penyegaran kapasitas para fasilitor melalui sebuah kegiatan pelatihan Perencanan dan Penggaran Desa. Kegiatan yang difasilitasi oleh Stepanus Makambombu, direktur Perkumpulan Stimulant Institute Sumba mencoba mengintegrasikan metode Suara dan Aksi Warga Negara atau Citizen Voice and Action (CVA) dengan sistem perencanaan dan penganggaran desa agar produk perencanaan dan penganggaran desa menjadi lebih bermakna. CVA sendiri merupakan instrument yang digunakan para fasilitator dalam mendukung percepatan kualitas BUMDesa dalam program ENVISION. Pengintegrasian metode CVA dalam siklus administrasi, proses dan implementasi perencanaan dan penganggaran desa bisa memberi kepastian terhadap kualitas dan akuntabilitas dari sebuah perencanaan dan penganggaran ditingkat desa. Kualitas dimaksud mulai dari penyediaan data dan informasi, partisipasi warga, produk yang dihasilkan (program) sampai pada level implementasinya secara akuntabel. Paska pelatihan berakhir seluruh fasilitator membangun komitmen untuk tetap mendukung penyelenggaraan pembangunan di desa pada umumnya dan BUMDesa.