Morotai, 19 Juni 2025 – Stimulant Institute bekerja sama dengan Save the Children Indonesia melalui program KREASI menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kapasitas Kepala Sekolah dalam Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Berbasis Data. Kegiatan ini diperuntukkan bagi sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) dan berlangsung di Aula Kemenag Morotai. Sebanyak tujuh sekolah intervensi program KREASI di Kabupaten Pulau Morotai turut hadir dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini menghadirkan kepala madrasah, kepala Raudhatul Athfal (RA), serta operator sekolah sebagai peserta utama. Mereka diberi ruang untuk menyampaikan berbagai kendala yang dihadapi dalam pengelolaan pendidikan, termasuk kebutuhan pelatihan, tantangan teknis, dan keterbatasan akses, terutama dalam implementasi sistem digital pendidikan seperti Rapor Digital Madrasah (RDM).
Salah satu permasalahan utama yang diangkat adalah pemahaman guru terhadap penggunaan RDM yang masih terbatas. Para peserta menyampaikan bahwa sering kali muncul fitur-fitur baru dalam sistem RDM tanpa adanya pelatihan atau bimbingan sebelumnya. Hal ini menyulitkan guru dan operator sekolah dalam melakukan penginputan dan pengelolaan data.
Ketidaksiapan ini diperburuk dengan kompleksitas sistem penilaian pada Kurikulum Merdeka, yang masih dianggap rumit dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya seperti K13 dan KTSP. Format penilaian dalam Kurikulum Merdeka yang menekankan pada penguatan karakter, kompetensi, dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dinilai membutuhkan pendekatan dan pemahaman baru yang belum sepenuhnya dimiliki para guru. Minimnya pelatihan membuat sebagian besar guru harus belajar secara otodidak, yang tentu menjadi tantangan tersendiri.
Selain tantangan kurikulum, keterbatasan infrastruktur digital juga menjadi sorotan. Banyak guru mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem digital karena keterbatasan pemahaman IT serta akses internet yang belum merata, terutama di daerah-daerah terpencil di Pulau Morotai. Hal ini menghambat proses pelaporan dan pelaksanaan program digital yang dicanangkan oleh Kemenag.
Menanggapi berbagai tantangan tersebut, Sadli Jusuf dari Bidang Pendidikan Islam Kemenag Morotai menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa masukan dari para kepala sekolah dan operator akan menjadi bahan evaluasi dan akan didiskusikan lebih lanjut guna merumuskan tindak lanjut yang tepat sasaran. Sadli juga mengapresiasi kolaborasi antara Kemenag dan lembaga swadaya masyarakat seperti Stimulant Institute dan Save the Children melalui program KREASI yang dinilai strategis dalam memperkuat peran madrasah dan RA di daerah.
“Mari kita melihat setiap permasalahan sebagai motivasi untuk terus melakukan perubahan menuju perbaikan yang lebih baik,” pungkas Sadli.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pelatihan, tetapi juga menjadi jembatan komunikasi strategis antara Kemenag dan satuan pendidikan. Melalui forum ini, kebutuhan riil dari lapangan dapat diidentifikasi dan disampaikan secara langsung untuk ditindaklanjuti. Diharapkan, kegiatan semacam ini terus berlanjut sebagai bagian dari komitmen bersama untuk mendorong kemajuan madrasah dan RA yang lebih berkualitas dan berdaya saing di masa depan. (PSI/Red)