Morotai Utara, 11 Juni 2025 — Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan fondasi penting dalam membentuk generasi masa depan. Menyadari hal ini, Stimulant Institute bersama Save the Children Indonesia melalui program KREASI menggelar pelatihan peningkatan kapasitas guru PAUD di gugus Kecamatan Morotai Utara. Bertempat di SD GMIH Sakita, kegiatan ini menghadirkan Syahwiah Abd Rahim, seorang Master Teacher PAUD, yang tampil sebagai fasilitator utama dan inspirator bagi rekan-rekan sejawatnya.
Syahwiah, yang dikenal aktif dalam pengembangan pendidikan anak usia dini di Morotai, tampil dengan semangat membagikan ilmu dan pengalaman yang ia peroleh sejak menjadi Master Teacher. “Setelah menjadi Master Teacher, wawasan saya semakin terbuka. Saya jadi lebih paham bagaimana menyusun pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan perkembangan anak,” ujarnya penuh semangat di hadapan para peserta.
Pelatihan ini mengungkap sejumlah tantangan mendasar yang dihadapi guru PAUD di wilayah tersebut. Salah satunya adalah minimnya pemahaman mengenai rentang usia PAUD dan pentingnya menyesuaikan bahan ajar dengan tahapan perkembangan anak. Syahwiah pun langsung merespons kondisi ini dengan memberikan penjelasan menyeluruh mengenai karakteristik anak usia dini, sekaligus menekankan pentingnya pendekatan yang holistik dan responsif terhadap kebutuhan tiap anak.
“Setiap anak itu unik. Kita tidak bisa menyamaratakan pendekatan belajar hanya berdasarkan usia. Kita juga harus memahami latar belakang keluarga, kondisi kesehatan, dan kemampuan individual anak,” jelas Syahwiah.
Tak hanya menyerap teori, para peserta juga diajak menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM). Namun di sinilah tantangan berikutnya muncul banyak guru yang belum memahami bahwa proses pembelajaran seharusnya dirancang berdasarkan RPPM, bukan dilakukan secara spontan tanpa struktur.
Syahwiah menilai, kesenjangan pemahaman ini merupakan dampak dari perubahan sistem pendidikan yang belum sepenuhnya diikuti oleh para guru di daerah. “Masih banyak guru yang belum akrab dengan Kurikulum Merdeka. Fokus mereka masih pada baca, tulis, dan hitung, padahal anak usia dini butuh stimulasi dalam enam aspek perkembangan yang saling terintegrasi,” ujarnya.
Program KREASI dinilai hadir tepat waktu. Bagi Syahwiah, kehadiran program ini tidak hanya memperkaya pengetahuan pribadi, tetapi juga membuka ruang untuk berbagi dan mendampingi guru-guru lain yang tengah berjuang memahami perubahan.
“Saya bersyukur Stimulant Institute dan Save the Children membawa KREASI ke Morotai. Ini adalah kesempatan besar untuk membangun PAUD yang benar-benar berkualitas,” ungkap Syahwiah. Ia berharap, melalui pelatihan ini, para guru PAUD di Morotai Utara dapat menjadi fasilitator pembelajaran yang mampu menciptakan suasana belajar yang bermakna, menyenangkan, dan sesuai tahap perkembangan anak.
“Mari kita ajar anak dengan konsep dasar yang kuat, melalui bermain yang punya arah, bukan sekadar bermain,” tegas Syahwiah, menutup sesi pelatihannya dengan ajakan penuh harapan. (PSI/Red)