30 April 2025 /
925 Viewers

Sinergi Lintas Sektor Wujudkan Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan di Pulau Morotai

Pulau Morotai, 30 April 2025 — Dalam semangat memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025, Stimulant Institute bersama Save the Children Indonesia bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai menggelar lokakarya bertajuk “Sinergitas dan Pendekatan Kemitraan, Mendukung Penyelenggaraan Kualitas Layanan PAUD di Pulau Morotai.” Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor guna memastikan transisi dari PAUD ke SD berlangsung secara menyenangkan, ramah anak, dan mendukung tumbuh kembang optimal peserta didik.

Bertempat di aula Kantor Bupati Pulau Morotai, lokakarya ini mengusung pendekatan pentahelix, melibatkan berbagai unsur seperti pemerintah daerah, pendidik, perguruan tinggi, CSO, media, dan komunitas. Fokus utama kegiatan ini adalah mendorong pemenuhan hak-hak anak usia dini melalui penguatan fondasi kemampuan holistik sejak dini.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Pulau Morotai, Muhammad Umar Ali, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra yang berkomitmen meningkatkan kualitas layanan pendidikan anak di Morotai. “Kita pahami bersama bahwa usia dini adalah masa emas pembentukan karakter dan kompetensi anak. Jika transisi dari PAUD ke SD tidak dikelola dengan baik, anak bisa mengalami tekanan psikologis hingga kehilangan semangat belajar,” ujarnya. 

Sekda juga menegaskan bahwa proses transisi harus menjadi perhatian bersama. Oleh karena itu, ia mengajak guru PAUD, guru SD, orang tua, dan pembuat kebijakan untuk saling bersinergi dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, menyenangkan, dan berpihak pada kebutuhan anak. “Forum ini harus menjadi ruang pembelajaran bersama. Kita tidak hanya berbicara, tapi juga merumuskan rencana aksi konkret yang dapat dijalankan secara berkelanjutan demi generasi Morotai yang cerdas dan tangguh,” tambahnya.

Dalam sesi pemaparan, Stimulant Institute mempresentasikan hasil survei dari 8 PAUD dampingan Program KREASI di Pulau Morotai. Temuan menunjukkan bahwa kualitas layanan PAUD masih rendah, terutama karena keterbatasan kapasitas pendidik. Saat ini, hanya 2% guru PAUD yang memiliki latar belakang sarjana.  Jumlah yang sangat tidak sebanding dengan kebutuhan. Tak hanya itu, persepsi masyarakat terhadap PAUD juga menjadi tantangan. Banyak orang tua masih menganggap PAUD sebagai tempat penitipan anak, sehingga keterlibatan keluarga dalam proses pendidikan masih minim. Anak-anak kerap datang tanpa pendampingan orang tua, bahkan hanya diantar oleh pengemudi bentor.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, lokakarya menekankan pentingnya pelibatan Bunda PAUD dan TP PKK sebagai mitra strategis dalam mendorong kesadaran keluarga tentang pentingnya pendidikan anak usia dini. Penguatan kapasitas guru dan keterlibatan keluarga disebut sebagai 2 pilar utama dalam mewujudkan transisi yang menyenangkan. Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan menekankan 4 prinsip utama: transisi yang mulus tanpa mengganggu tumbuh kembang anak; pendekatan holistik dalam perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan bahasa; penguatan literasi dan numerasi melalui pembelajaran yang menyenangkan dan bertahap; dan mendorong kesiapan sekolah dan keterlibatan aktif orang tua.

Melalui forum ini, kami mengajak seluruh elemen masyarakat pemerintah daerah, pendidik, orang tua, CSO dan komunitas untuk bersama-sama memastikan setiap anak di Pulau Morotai memperoleh pengalaman belajar yang bermakna sejak usia dini. Investasi dalam masa transisi PAUD ke SD bukan hanya soal pendidikan, melainkan fondasi penting dalam menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. (Red/SI)