06 Juli 2023 /
417 Viewers

Pelatihan Fasilitator dan Mentor Desa tentang Pengasuhan Tanpa kekerasan

Salah satu solusi mencegah terjadinya tindak kekerasan pada anak adalah dengan memperbaiki interaksi dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Pola interaksi dan komunikasi antara orang tua dan anak tercipta melalui proses pengasuhan anak. Pendekatan Parenting without Violence (PwV) atau pengasuhan tanpa kekerasan merupakan pendekatan umum yang direkomendasikan dalam tema lintas sektor gender dan perlindungan anak. Konsep PwV melibatkan anak dan orang tua secara bersamaan untuk dapat memberikan role model pengasuhan atau interaksi orang tua dan anak tanpa kekerasan. Pendekatan PwV menggabungkan beberapa modul, termasuk Positive Discipline in Everyday Parenting (PDEP), Responsible Engage and Loving (REAL) Fathers, dan Child & Youth Resilience (CYR).

Pendekatan ini telah diperkenalkan melalui sebuah pelatihan yang dilakukan oleh Perkumpulan Stimulant Institute mitra Save the Children melalui program Gender and Child Protection. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 5 – 8 Juni 2023 yang melibatkan calon fasilitator dan mentor dari 10 desa intervensi. Mereka mendapatkan pelatihan dari fasilitator Save the Children. Peserta yang terlibat berasal dari unsur kader posyandu, KPA, Kader BKB, tendik PAUD dan Pemerintah Desa. Adapun materi pelatihannya terkait dengan pengasuhan positif, nilai- nilai gender, program pengasuhan tanpa kekerasan, hak-hak anak, bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak. Peserta pelatihan mengungkapkan setelah mengikuti pelatihan banyak pelajaran yang didapat, pola asuh yang dilakukan selama ini ternyata kurang tepat dan berpotensi kekerasan. Salah satu pernyataan yang disampaikan oleh Yohana dari desa Ubu Pede “Saya sangat beruntung dan bangga mengikuti kegiatan ini. Meskipun jika dilihat dari proses yang ada jujur saya sudah melakukan banyak kesalahan, tetapi lewat kesempatan ini saya bisa memperbaiki yang salah dan saya bisa menyampaikan ke masyarakat”.

 

 

Dalam pelatihan ini, praktik pengasuhan tanpa kekerasan dibagi dalam dua kelas yaitu kelas orangtua dan kelas anak, masing-masing kelas difasilitasi dan dimentori oleh fasilitator dan mentor desa. Metode yang digunakan selama pelatihan, lebih banyak menggunakan diskusi dan praktik antara peserta dan fasilitator. Metode ini disukai peserta karena lebih mudah memahami materi dan tidak membosankan. kelas pengasuhan ini sangat bagus dibandingkan kelas pengasuhan sebelumnya yang pernah saya ikuti dikarenakan kegiatan kali ini bukan hanya melibatkan orang tua saja tetapi juga melibatkan anak”, ungkap Ibu Corlenia T. Goro dari desa Laboya Bawa. Tindaklanjut kegiatan ini adalah peserta mampu menjadi fasilitator di kelas anak dan mentor di kelas orangtua. Peserta kelas pengasuhan di tingkat desa akan diikuti oleh 10 pasang suami istri yang memiliki anak usia 10-17 di kelas orangtua, dan 10 anak usia 10-17 tahun di kelas anak. Sesi pengasuhan akan berlangsung dari bulan Juni hingga November.