22 November 2023 /
495 Viewers

Partisipasi Kaum Muda Sumba Barat Mencegah Krisis Iklim

Partisipasi kaum muda dalam merespon isu perubahan iklim yang mengarah pada krisis iklim merupakan sebuah keniscayaan. Mereka adalah pemilik masa depan, oleh sebab itu sudah selayaknya mereka sendiri dapat mempersiapkan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk membangun masa depan yang mereka impikan. Di Kabupaten Sumba Barat, anak-anak muda mulai berpartisipasi dalam upaya-upaya pencegahan kerusakan lingkungan. Mereka melibatkan diri melalui berbagai kegiatan yang berfokus pada perubahan mindset maupun perubahan perilaku hidup yang berpihak pada keberlanjutan lingkungan (eco-friendly). Salah satu perhatian anak muda dalam melihat krisis iklim, adalah penggunaaan pupuk kimia yang tidak terkontrol sejak beberapa dekade ini telah memperburuk kualitas tanah maupun kerusakan lingkungan dalam berbagai bentuk.  Sebagai bentuk kontribusi anak muda dalam memperbaiki lingkungan melalui pembuatan pupuk organik cair maupun padat yang akan diaplikasikan, baik ditingkat sekolah maupun pada tingkat rumah tangga. Untuk mendukung minat tersebut, Perkumpulan Stimulant Institute Sumba melalui program BESTARI-Save the Children, berkolaborasi dengan Universitas Kristen Wira Wacana Sumba telah memfasilitasi kepedulian anak-anak tersebut melalui pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan padat. Kegiatan tersebut dilaksanakan di 4 desa, yaitu Desa Malata, Watukarere, Hupu Mada dan Momodu, dari tanggal 30-31 Oktober 2023. Kegiatan ini diikuti oleh 107 peserta yang terdiri dari 61 perempuan dan 46 laki. Dalam diskusi ditingkat kelompok, seorang peserta bernama Fredericho Anakaka (L) mengatakan Sampah sering saya bakar ketika sudah terkumpul. Bagi saya, sampah tetaplah sampah dan tidak mempunyai nilai yang memberikan dampak positif. Ikut kegiatan ini memberikan pengetahuan baru kepada saya bahwa sampah bisa dibuat menjadi pupuk padat dan cair yang bermanfaat bagi tanaman”. Pembelajaran menarik yang sangat bermakna dari kegiatan ini adalah; Pertama, anak dan remaja dari SMA 1 Tana Righu dan SMP Negeri 3 Wanukaka telah mempraktekan langsung pengolahan sampah organik padat dan cair di sekolah mereka. Kedua, kegiatan pengolahan sampah organik padat maupun cair serta pembuatan lubang biopori telah diintegrasikan dalam kegiatan eskstrakurikuler melalui tema Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMP Negeri 3 Wanukaka.